Selasa, 15 Oktober 2013

Arshaf Pembalap Cilik Pukau Pengunjung Monas

Jakarta - Monumen Nasional (Monas), merupakan sarana hiburan merakyat bagi warga ibukota Jakarta dan sekitarnya. Selain untuk bersantai ria bersama keluarga, lokasi tersebut oleh warga ibukota juga dimanfaatkan untuk olah raga dan berbagai kegiatan positif lainnya. Untuk mengasah bakatnya, hampir setiap hari Sabtu dan Minggu sore, Arshaf Khairul Azzam bocah cilik berusia 4 tahun, tinggal di RT. 13/RW. 03, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat itu rajin latihan menunggang motor mini kesayanggannya. Berkat suport dari kedua orang tuannya Ryan Antono (23 thn) dan Nur Anisa (21 thn), putra kesayangannya itu piawai mununggang motor. Bak seorang pembalap, bocah cilik itu melakukan atraksi diatas motor hingga mampu memukau para pengunjung di Monas baru - baru ini. Ryan Antono orang tua Arshaf, mengaku jika anaknya baru dua bulan ini rajin latihan balapan di Monas. Tapi Arshaf sudah mampu mengendarai motor hingga dapat melakukan atraksi dan manuver ketika melaju kencang. Ryan sangat berharap agar nantinya Arshaf berhasil menjadi pembalap handal yang berguna bagi keluarga, nusa dan bangsa. "Saya pengen jadi pembalap terkenal om", ujar Arshaf kepada media ini.. "Meski baru berusia 4 tahun, tapi anak itu sudah punya bakat yang luar biasa, kalau bisa diorbit bang. Siapa tahu pihak pemerintah menyalurkan bakat maupun mengakomodir potensi yang dimiliki bocah cilik tersebut, ujar Budi salah seorang pengunjung Monas. (bmb)

Selasa, 01 Oktober 2013

LSM Plang - RI Temukan Dugaan Mark Up Anggaran di Lingkungan Kantor Walikota Jakbar

Jakarta atuan kerja perangkat daerah, dalam hal ini bagiaun umum dan Protokol Setko Administrasi Jakarta Barat, pejabat lelang dan pejabat pembuat komitmen (PPK), disinyalir melakukan penggelembungan (Mark Up), anggaran terkait pelaksanaan proyek pemasangan TV LED Blok A dan B kantor walikota Jakarta Barat pada Desember 2012 lalu. Tak ayal, akibat ulah oknum di lingkungan kantor walikota Jakarta Barat tersebut merugikan negara yang jumlahnya tidak sedikit, yakni antara 2 hingga 3 miliar rupiah. Untuk itu, Kejaksaan Negeri diharapkan tanggap atas dugaan kasus ini untuk secepatnya melakukan penyelidikan terhadap pihak - pihak terkait dalam pelaksanaan proyek tersebut. Sesuai dengan tujuan dari hukum acara pidana untuk mencari, menemukan sekaligus menggali kebenaran materi (materielle warheid), yang sesungguhnya. Hal ini diungkapkan Jonser, SH ketua umum DPP LSM PLANG RI kepada FPRM, di kantor sekretariat jalan Dr. Latumenten II, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa, (1/09). Masih menurut Jonser, dugaan Mark Up anggaran dalam proyek tersebut dengan nilai Pagu Paket Rp.7.000.000.000,-. Nilai HPS Paket Rp. 6.813.926.609,-. Sementara pihak pemenang lelang PT.Subota International Contractor. Harga penawaran lelang Rp.6.068.097.563,-. Serangkaian hal yang dianggap janggal, hingga timbul pertanyaan yang sangant menggeletik. Adakah perencanaan maupun penyusunan paket kegiatan pemasangan TV LED dengan biaya anggaran yang fantastis itu sesuai dengan aspirasi masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan sekaligus kepentingan warga utamanya masyarakat Jakarta Barat. Sementara itu, kepala bagian umum dan protokol setko administrasi Jakarta Barat Haryanto dalam statmentnya di salah satu media Online, menyatakan, "jika keberadaan kedua TV yang engan anggdibuat daran 2012 sebesar Rp. 500 juta di jaman era digital Led TV sengaja dipasang untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi seputar kebijakan pemprov DKI Jakarta berupa monorail. MRT, program KB, Pemilu dan lain sebagainya. "Jika menganalisa dan mencermati statment tersebut, maka kami berpendapat manfaat dari LED TV itu tidak benar dirasakan masyarakat, lantaran tidak sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan warga Jakarta Barat", tandas Jonser. (bmb/ttn)