Kamis, 21 April 2011

Ustad Zibhie Al'jawawi: Sebagai Wong Cilik Prihatin Melihat Fenomena Ulat Bulu

JAKARTA - Fenomena merebaknya ribuan ulat bulu kian menimbulkan kegelisahan masyarakat. Ulat bulu yang sebelumnya menyerbu kawasan Jawa Timur dan Bali, kini binatang marabahaya itu telah menjalar hingga ke penjuru ranah Jawa. Bahkan, warga Rawa Belong, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk Jakarta Barat mulai diresahkan dengan kedatangan binatang menjijikan itu.

Guna mengatasi kondisi ini, wargapun mulai melakukan pola penyegahan. H. Mas'ud Djamhuri salah seorang tokoh masyarakat di Kemandoran 8, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, misalnya menebang pohon jambu air kesayangannya. Selain itu warga disekitar lokasi penyerangan ular bulu di Rawa Belong, juga melalukan pencegahan dengan cara penyuntikan pohon melalui pestisida.

Lain lagi kiat atau cara yang dilakukan Ustad Zibhie Al'jawawi, salah seorang pimpinan Padepokan Bocah Angon di Kunciran, Kota Tangerang. Guna menahan laju ulat bulu bangsa ini mesti eling (ingat). Kehadiran ulat bulu ini menandakan bahwa pejabat tinggi di negeri ini dinilai tidak amanah. Untuk itu sebagai pini sepuh, misalnya para Kiai, Ustad maupun pendeta seyogyanya harus peka. Karena saat ini kita tengah ditegur oleh mahkluk yang menjijikan itu. "Sebagai wong cilik tentunya saya sangat prihatin melihat kondisi seperti ini. Guna menghindari serbuan bulu saya ada sejumlah solusinya", ujarnya.

Kiatnya antara lain, bagi yang berumat muslim sebelum berdoa kepada Allah, terlebih dahulu tawsul dengan Rasulullah SAW, nabi Sulaiman. Kemudian hening sejenak, tahan nafas beberapa detik sambil membayangkan ulat bulu, lantas diajak bicara. Diyakini untuk mengantisipasi serbuan ulat bulu akan terjawab. Sementara bagi yang berkeyakinan lain juga turut berdoa. [Bambang/Zibhie]