Selasa, 17 Mei 2011

Menajubkan, Ditengah Samudera Pantai Selatan Terdapat Benda Menyerupai Tugu Monas

SEBERSIT pun tak pernah terbayangkan sebelumnya, jika si penulis artikel ini diajak kunjungan di sejumlah petilasan dan lokasi yang bernuansa mistis dan religius.

Saat itu, Rabu, 11 Mei 2011, di sebuah lokasi Padepokan di kawasan Kunciran Kota Tangerang, Banten, si penulis bersama puluhan teman lainnya asyik berbincang-bincang berbagai hal pengalaman. Sekaligus, mencari solusi agar bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi yang hampir setiap hari menghantui kehidupan masyarakat, utamanya kalangan bawah.

Meski di lokasi lesehan nan sederhana, namun obrolan itu penuh dengan makna. Bahkan semakin tercipta sebuah kebersamaaan. Ditengah-tengah obrolan hangat itu hadir pula sejumlah staf dan pimpinan perusahaan PT Smelta.

Tak disangka, jika di akhir penutupan riungan itu tiba-tiba si penulis dan kedua orang teman itu ditunjuk, sekaligus mendapatkan sebuah amanah dari sang Dirut Perusahaan tersebut, agar esok jam 00.5 pagi, kala itu Rabu, 11 Mei 2011, ketiga orang itu diminta hadir di lokasi perusahaan nya yang terletak di Beji, Kampung Baru, Depok.

Bagi ketiga orang yang bukan siapa-siapa, ditunjuk dan dipercaya oleh seorang sosok Direktur Utama merupakan hal yang luar biasa. Tapi mengingat ada sebuah pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan, akhirnya satu rekan urung hadir. Sebagai bentuk loyalitas dan keseriusan terhadap orang yang memberikan amanah tersebut, meski sedikitpun belum tidur dan tak membawa perbekalan, tapi kami tetap meluncur di kegelapan malam.
Satu jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor, akhirnya sampailah tujuan di kantor perusahaan tersebut.

Dalam benak berpikir bahwa rencana pemanggilan terhadap ketiga orang, ditambah dengan empat orang berikut sang Dirut tersebut hanya sekedar pertemuan biasa, tapi lagi-lagi tak disangka dan tak diduga, kalau ternyata sang bos mengajak pelesiran ke kawasan pantai selatan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya dimana dulu tempat petilasan bung Karno yang dipandu oleh protokoler Sekretariat Negara di lokasi penginapan itu.


Siang sesampai ditujuan begitu takjub melihat kebesaran Tuhan. Apalagi ketika melihat secara langsung gemuruhnya ombak, hingga membuat hati begitu ikut bergemuruh. "Gemuruh ombak sadarkan sombongku". Tatkala malam yang hening itu tiba, rombongan dengan dipandu oleh sang penjaga  bersama-sama melakukan meditasi disebuah ruangan tempat penginapan itu.

Usai melakukan meditasi rombongan bergesan menuju tempat bermalam yang letaknyapun sangat berdekatan. Rombongan terpisah menjadi bagian, empat orang melalui akses jalan depan. Sementara, si penulis dan pak Dirut melewati pintu belakang yang letaknya berdekatan dengan pantai selatan itu.

Si penulis terhentak ketika secara mendadak pak Sugeng Pujiono (Dirut,red), tiba-tiba mengarahkan telunjuknya ke tengah-tengah samudera. "Mas anda melihat benda aneh ditengah samudera tidak. Didekat pantai terdapat empat unit listrik yang warnanya putih bersinar. Tapi ada satu listrik sang warna nyalanya sangat berbeda. Kalau tidak percaya tolong perhatikan dengan seksama, apa keanehan yang sedang terjadi ditengah samudera Pantai Selatan itu," ujar Sugeng dengan nada serius.


Sesuai petunjuk pak Sugeng, dengan rasa penasaran si penulis pun mengarahkan pandangannya ketengah laut. Ternyata apa yang dikatakan oleh sahabat yang satu ini memang benar adanya. "Bahwa ada sebuah benda berwarna kuning menyala menyerupai Tugu Monas terdapat ditengah-tengah Laut Selatan". Sungguh menyesal luar biasa ketika kamera ketinggalan alias tak terbawa, sehingga tak mengabadikan fenomena menajubkan seperti ini, sesalku.

Menurut akal sehat jelas tidak mungkin ada listrik di tengah samudera, mungkin kalau seperti empat listrik yang adanya dipinggir pantai seperti yang sebelumnya dilihat jelas masuk logika, pikirku dalam hati. Berarti ini merupakan sebuah keagungan Tuhan. "Mas jangan-jangan ini apa mercu suar atau pintu masuk kerajaan Nyi Roro Kidul (Ratu Pantai Selatan)," bisik pak Sugeng. Allahu Alam.
[bambang s]