Senin, 23 Mei 2011

Demi Suksesnya BPJS PT Jamsostek (Persero) Siap Dikonversi

JAKARTA - Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara, Indonesia seperti halnya berbagai negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yakni jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal , kemudian saat ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial santer dibahas pemerintah maupun DPR RI , semua ini adalah demi kesejahteraan rakyat. 

Menteri Keuangan Agus Martowardojo, menyebutkan bahwasanya pemerintah akan mengonversi perusahaan jaminan dengan berlakunya UU BPJS. pemerintah berniat membangun dua BPJS bertahap. tahap awal BPJS perlindungan kesehatan, kecelakaan kerja, dan kematian , untuk kebijakan tersebut pemerintah akan menyuntikkan modal awal Rp 2 triliun.
 
Dalam rapat panitia khusus (pansus) RUU BPJS, pemerintah meminta 143 daftar inventarisasi masalah (DIM) Rancangan UUU BPJS untuk dihapus dan sebagian di antaranya disubstansikan ke dalam daftar lainnya. Menteri Keuangan menyatakan, terdapat 263 DIM yang siap dibahas dalam RUU BPJS itu. Dari jumlah DIM tersebut, ada 18 DIM dengan tanggapan tetap, ada 42 DIM yang mengalami perubahan redaksional, ada 25 DIM perubahan substansi dan 55 DIM penambahan substansi.
 
Manahggapi hal ini , Direktur Operasi dan Pelayanan PT.Jamsostek ( Persero ) Ahmad Ansyori,  menyatakan kesiapanya dikonversi dan bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang ditunjuk. Hal itu didasarkan pada prinsip terselenggaranya perlindungan jaminan sosial bagi masyarakat. pihaknya akan melakukan hal itu untuk menyukseskan kebijakan tersebut. [ Leo-bmb ]

PT Jamsostek (Persero), Perluas Kepesertaan Pada Pekerja Sektor Ekonomi Informal

JAKARTA Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara, Indonesia seperti halnya berbagai negara berkembang lainnya.
Jika sebelumnya program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yakni jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal , maka saat ini  PT Jamsostek memperluas cakupan pelayanan dan skema jaminan sosial kepada pekerja sektor informal (luar hubungan kerja/LHK). Menurut Direktur Utama PT. Jamsostek H.Hotbonar Sinaga, potensi peserta dari pekerja informal mencapai 67,86 juta orang, tetapi baru 223.000 ( data Bulan Oktober 2010 ) pekerja informal yang menjadi peserta. Padahal, potensi kepesertaan dari pekerja Informal jauh lebih besar dibandingkan dengan pekerja formal yang hanya 30 juta orang.  "Namun, terdapat sejumlah kendala yang membuat kepesertaan Jamsostek dari pekerja informal masih minim. Kemajuan atau tambahan peserta dari pekerja informal terlihat tidak merata di seluruh kantor cabang Jamsostek. Bahkan, pertumbuhannya tergolong lamban," katanya .
Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.
Perluasan kepesertaan Jamsostek kepada pekerja sektor ekonomi informal ini mendapat  sambutan positif dari pemerintah daerah , karena dengan adanya program perluasan keanggotaan kepada pekerja informal , diharapkan dapat meningkatkan ekonomi lokal. [Leo – bmb]
 

PT .Jamsostek (Persero) Targetkan Dana Pengelolaan Rp 114 Triliun


JAKARTA – Peningkatan hasil investasi Jamsostek pada 2011 akan meningkat, hal ini didorong terkait maraknya pasar saham dan penyertaan saham oleh perusahaan BUMN ini . "Kita mengharapkan hasil investasi perseroan akan terus tumbuh yang disesuaikan dengan pilihan aset investasi," kata Direktur Investasi Jamsostek Elvyn G Massasya, di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (12/5).
              Menurutnya, hasil investasi terbesar untuk Jamsostek akan diperoleh dari hasil alokasi pada obligasi yang mencapai 41,6 persen dari total dana kelolaan perusahaan tersebut. Selanjutnya, kontributor terbesar hasil investasi berasal dari dana pensiun sebesar 31 persen, saham 21 persen, dan sisanya atau sekitar 6,4 persen pada reksa dana, properti, dan penyertaan. PT Jamsostek (Persero) menargetkan hasil investasi selama 2011 sebesar 11 triliun rupiah. Meski naik tipis dari tahun 2010, target hasil investasi tersebut tergolong konservatif jika dibandingkan dengan dana kelolaan perusahaan penyedia jaminan sosial untuk tenaga kerja tersebut yang telah mencapai 101,2 triliun rupiah.
            Dia optimistis Jamsostek akan dapat mencapai target tersebut dengan melihat realisasi kinerja di kuartal I~2011. Dalam tiga bulan pertama tahun ini saja, hasil investasi Jamsostek telah mencapai 2,99 triliun rupiah, atau sekitar 27,18 persen dari target sepanjang tahun.
JAKARTA – Peningkatan hasil investasi Jamsostek pada 2011 akan meningkat, hal ini didorong terkait maraknya pasar saham dan penyertaan saham oleh perusahaan BUMN ini . "Kita mengharapkan hasil investasi perseroan akan terus tumbuh yang disesuaikan dengan pilihan aset investasi," kata Direktur Investasi Jamsostek Elvyn G Massasya, di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (12/5).
Lebih lanjut, Elvyn menjelaskan total dana kelolaan Jamsostek pada akhir kuartal I~2011 telah mencapai 101,2 triliun rupiah. Jumlah tersebut meningkat dari posisi akhir 2010 sebesar 98 triliun rupiah, terutama akibat adanya hasil investasi perusahaan sebesar 2,99 triliun rupiah. "Total dana kelolaan sepanjang 2011 ditargetkan mencapai 114 triliun rupiah, meningkat dari tahun 2010 yang hanya 98 triliun rupiah," ujarnya. Menurutnya, selain obligasi, saham, deposito, reksa dana properti, dan penyertaan, Jamsostek sedang mempertimbangkan berinvestasi dalam bentuk sukuk. "Tentu kita lihat situasinya. Sukuk juga akan dijadikan sebagai alokasi investasi," ujarnya. [Leo-bmb]