Minggu, 15 Mei 2011

Wisata Spiritual Bangkitkan Rasa Kebangsaan dan Nasionalisme

Lantaran prihatin melihat bangsa yg semakin terpuruk, Ustadz Zibhie Al-Jawawi, pria berusia 46 tahun, kelahiran Pasuruan Jawa Timur, akhirnya merasa terpanggil turut peduli untuk membenahi bangsa tercinta ini.

Untuk memulai perjalanan wisata spiritualnya, pria yang telah dikarunia 6 orang anak ini mengambil lokasi yang dianggap cocok untuk melakukan meditasi, yakni di Pesisir Patilasan yang dulu pernah disinggahi Paduka Ir. Soekarno, di istana Kepresidenan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Karena tempat ini dinilai sesuai dengan kehidupan pada masa silamnya.

Selain diruang pribadi paduka mantan Presiden pertama di negeri ini. Kemudian, pria ini melanjutkan perjalanan spiritualnya di kamar 308 yg mana penuh aroma mistik dan religius.

Ditengah meditasinya, seorang pria yang kerap dipanggil Ustadz Zibhie dikalangan pejabat dan artis ternama ini mengaku mengalami sejumlah kejadian aneh alias diluar kemampuan akal manusia. Misalnya, terjadi peristiwa aneh, yang mana sarana spritual berupa janur kuning bergoyang dengan sendirinya meski tanpa ditiup angin.

Bukan itu saja, bahkan yang lebih membuat terbelalak dan mengejutkan lagi, di dalam kamar dengan ornamen dominan berwarna hijau itu terdapat bara yg tiba-tiba bisa loncat dengan sendirinya tanpa ada seseorang yang memindahkannya, jelas saksi mata yang enggan disebutkan identitasnya.

Semakin bertambah lengkaplah serangkaian peristiwa aneh itu tatkala kedua orang saksi mata menyaksikan kejadian menajubkan. Berkat keagungan Tuhan bahwa di tengah samudera pantai laut selatan itu muncul benda menyerupai tugu Monas.

Menurut Ustadz Zibhie, orang hidup di dunia ini apa kata dalangNya. Yaitu, Allah SWT, bahwa kita merupakan wayang yang hanya sekedar menjalani hingga pentas kehidupan telah berakhir. Dalam upaya menjalani hidup hingga sang pencipta memanggilNya. Untuk mencapai hidup yang haqiqi di alam kelanggengan.

Pasalnya, di dunia ini hanya merupakan bunga tidur. Sementara, kenyataan saat ini kita masih tertidur, hingga waktunya kita dibangunkan oleh sang pencipta untuk menghadapi hidup yang sebenarnya, alias bukan di alam mimpi, akhirnya sang pencipta memanggil kita. Sehingga, tak menjadi beban, ketika sang pencipta membangunkan untuk memulai kehidupan yg sebenarnya. Untuk itu, ayo bangsaku jangan terlalu banyak tidur. Mari sadar, bahwa semua tanggung jawab ini ada di pundak kita. Karena bangsa ini menunggu generasi muda yg berjiwa "Kebangsaan dan Nasionalisme". Merdeka..[bmb]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar