Sabtu, 10 November 2012

PT. Jamsostek ( Persero ) Libatkan Intelektual Kawal BPJS

JAKARTA FPRM -  PT Jamsostek (Persero) mengundang para sarjana menjadi karyawan dan bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Nantinya, mereka yang diterima dapat ikut mengawal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang rencananya beroperasi pada tahun 2015.
Kami undang teman-teman mahasiswa jika nanti sudah jadi sarjana untuk masuk Jamsostek. Tapi syaratnya IPK (indeks prestasi kumulatif) nya harus tinggi, 3,5. TOEFL (test of english as foreign language)-nya  550, dan siap bersaing dengan lulusan dari universitas lain yang juga bagus-bagus, kata Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia PT Jamsostek (Persero) Amri Yusuf di Bogor, Rabu (24/10).
Dia mengatakan hal itu saat menjawab pertanyaan peserta pada Seminar Nasional bertajuk Implementasi UU BPJS dalam Memberikan Jaminan Sosial bagi Rakyat di Fakultas Ekonomi Universitas Ibn Khaldun (UIK) Bogor. Pembicara lain pada seminar itu adalah dosen Pascasarjana UIK Prof. Dr. Masyhudzulhak.
Menurut Amri, undangan tersebut, sehubungan Jamsostek akan membuka lagi lowongan kerja untuk tahun 2013. Perlunya mereka yang berkualifikasi terbaik itu karena BPJS Ketenagakerjaan diproyeksikan akan berkelas dunia. Kalau mau mengawal BPJS berkelas dunia, profesional, maka kami butuh SDM yang excellent juga, katanya.
Menurut dia, tahun depan Jamsostek akan memperluas layanan dengan membuka kantor-kantor cabang baru di 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Sedangkan, pada penerimaan pegawai yang lalu, guna mengisi kebutuhan di dua kantor wilayah.
Diakui,  banyak  pelamar kerja mengincar Jamsostek. Pendaftaran dilakukan secara online. Kami pada penerimaan yang lalu menerima 200 pegawai baru tapi yang daftar mencapai 50.000 orang dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri, katanya.
Ditambahkannya, saat ini Jamsostek memiliki tiga agenda utama. Pertama, pihaknya akan terlibat aktif terlibat dalam penyusunan draft juklak pelaksanaan maupun peraturan pemerintah pembentukkan BPJS Ketenagakerjaan. Karena, BUMN itulah nantinya yang akan menjadi leading sector BPJS Ketenagakerjaan. Kedua, melakukan berbagai kesiapan teknis, meliputi pendataan yang baik dalam bentuk IT, kesiapan SDM maupun tata kelola dalam BPJS. Ketiga, melakukan sosialisasi masif tentang jaminan sosial.
Dia juga menjelaskan, saat ini di Jamsostek terdapat dana kelolaan sebesar Rp 129 triliun di mana sebanyak Rp 127 triliun adalah milik peserta atau milik publik. Karena ini milik publik maka pengelolaannya harus dilakukan sebaik-baiknya,  hati-hati, dan tidak boleh sembarangan.
Amri mengatakan, hingga kini masih ada yang salah paham bahwa dana yang ada di Jamsostek seolah-olah milik publik sehingga harus dikembalikan kepada publik. Padahal, dana ini ada pemiliknya secara individual. Pemiliknya jutaan orang yang meerupakan peserta, katanya.
Sesuai dengan prinsip amanah, dana itu akan dikembalikan kepada yang bersangkutan. Jumlahnya tidak boleh berkurang. Begitu juga benefitnya, tutur Amri seraya menbambahkan bahwa ada LSM/NGO dan wartawan yang selalu memantau gerak-gerik Jamsostek.
Seperti diketahui, Jamsostek kini tengah mempersiapkan diri bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang akan beroperasi mulai 1 Juli 2015. Pada periode 2012-2013 merupakan periode transisi. Pada 2014 merupakan periode implementasi, pada 2015 siap tinggal landas menuju BPJS Ketenagakerjaan.(leo bmb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar