PT. Jamsostek ( Persero ) Libatkan Intelektual Kawal BPJS
JAKARTA FPRM - PT Jamsostek (Persero) mengundang para sarjana
menjadi karyawan dan bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Nantinya, mereka yang diterima dapat ikut mengawal Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang rencananya beroperasi pada
tahun 2015.
Kami undang teman-teman mahasiswa jika nanti sudah jadi
sarjana untuk masuk Jamsostek. Tapi syaratnya IPK (indeks prestasi
kumulatif) nya harus tinggi, 3,5. TOEFL (test of english as foreign
language)-nya 550, dan siap bersaing dengan lulusan dari universitas
lain yang juga bagus-bagus, kata Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia
PT Jamsostek (Persero) Amri Yusuf di Bogor, Rabu (24/10).
Dia
mengatakan hal itu saat menjawab pertanyaan peserta pada Seminar
Nasional bertajuk Implementasi UU BPJS dalam Memberikan Jaminan Sosial
bagi Rakyat di Fakultas Ekonomi Universitas Ibn Khaldun (UIK) Bogor.
Pembicara lain pada seminar itu adalah dosen Pascasarjana UIK Prof. Dr.
Masyhudzulhak.
Menurut Amri, undangan tersebut, sehubungan
Jamsostek akan membuka lagi lowongan kerja untuk tahun 2013. Perlunya
mereka yang berkualifikasi terbaik itu karena BPJS Ketenagakerjaan
diproyeksikan akan berkelas dunia. Kalau mau mengawal BPJS berkelas
dunia, profesional, maka kami butuh SDM yang excellent juga, katanya.
Menurut
dia, tahun depan Jamsostek akan memperluas layanan dengan membuka
kantor-kantor cabang baru di 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Sedangkan, pada penerimaan pegawai yang lalu, guna mengisi kebutuhan di
dua kantor wilayah.
Diakui, banyak pelamar kerja mengincar
Jamsostek. Pendaftaran dilakukan secara online. Kami pada penerimaan
yang lalu menerima 200 pegawai baru tapi yang daftar mencapai 50.000
orang dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri, katanya.
Ditambahkannya,
saat ini Jamsostek memiliki tiga agenda utama. Pertama, pihaknya akan
terlibat aktif terlibat dalam penyusunan draft juklak pelaksanaan maupun
peraturan pemerintah pembentukkan BPJS
Ketenagakerjaan. Karena, BUMN itulah nantinya yang akan menjadi leading
sector BPJS Ketenagakerjaan. Kedua, melakukan berbagai kesiapan teknis,
meliputi pendataan yang baik dalam bentuk IT, kesiapan SDM maupun tata
kelola dalam BPJS. Ketiga, melakukan sosialisasi masif tentang jaminan
sosial.
Dia juga menjelaskan, saat ini di Jamsostek terdapat dana
kelolaan sebesar Rp 129 triliun di mana sebanyak Rp 127 triliun adalah
milik peserta atau milik publik. Karena ini milik publik maka
pengelolaannya harus dilakukan sebaik-baiknya, hati-hati, dan tidak
boleh sembarangan.
Amri mengatakan, hingga kini masih ada yang salah
paham bahwa dana yang ada di Jamsostek seolah-olah milik publik sehingga
harus dikembalikan kepada publik. Padahal, dana ini ada pemiliknya
secara individual. Pemiliknya jutaan orang yang meerupakan peserta,
katanya.
Sesuai dengan prinsip amanah, dana itu akan dikembalikan
kepada yang bersangkutan. Jumlahnya tidak boleh
berkurang. Begitu juga benefitnya, tutur Amri seraya menbambahkan bahwa
ada LSM/NGO dan wartawan yang selalu memantau gerak-gerik Jamsostek.
Seperti
diketahui, Jamsostek kini tengah mempersiapkan diri bertransformasi
menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang akan beroperasi mulai 1 Juli 2015.
Pada periode 2012-2013 merupakan periode transisi. Pada 2014 merupakan
periode implementasi, pada 2015 siap tinggal landas menuju BPJS
Ketenagakerjaan.(leo bmb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar