Jakarta (FP-RM) - Upaya penerapkan pola penanganan sampah melalui tekhnologi Bio Gas, yang dilakukankan Tri Prasetyo Utomo, Sekretaris Kelurahan (Sekel), Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, hasil riset yang dilakukan salah satu Universitas di Bandung, ternyata mampu mengatasi masalah sampah hingga volume 4 ton dalam sehari.
Selain mengatasi polemik masalah sampah, tekhnologi Bio Gas ini juga bermanfaat untuk kebutuhan bahan bakar dan penerangan listrik warga. Sekaligus, bisa dijadikan sebagai sarana kebutuhan memasak melalui kompor Bio Gas. Lantas, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman hias dan umpan ikan. Hasil dari pengolahan pupuk Bio Gas tersebut tidak mengandung unsur kimia, jadi jika dipergunakan sebagai pupuk tanaman, hasilnya sangat subur.
Selain itu, hasil dari pengelolaan sampah tidak serta merta dihilangkan begitu saja, tapi juga bisa dijadikan sebagai nilai ekonomis melalui pupuk organik cair. Bahkan, berkat penemuan tekhnologi Bio Gas ini bisa menambah penghasilan warga. Warga di Tomang misalnya memanfaatkan, sekaligus menjual pupuk organik Bio Gas dengan animo pembeli yang cukup tinggi.
Keseriusan dalam upaya menangani masalah sampah melalui Bio Gas tersebut, berawal dari rasa keprihatinan terkait minimnya sarana pembuangan tempat sampah terakhir (TPA), di wilayah Tomang, akhirnya timbulah sebuah ide dan gagasan ini. Bahkan belakangan, penemuan tekhnologi ini direspon positif oleh negara Korea Selatan’, urainya. Walikota Jakarta Barat, Burhanuddin mendukung langkah yang diterapkan jajarannya untuk terus mengembangkan kreasi - kreasinya. Sehingga, polemik masalah sampah secepatnya bisa diatasi.[bmb]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar