Apa sebab, karena sebuah prinsip yang telah tertanam kuat didalam dirinya. Misalnya, menyandang sebuah jabatan merupakan suatu amanah. Bahkan, menetapkan pilihan hidup menjadi seorang pamong merupakan suatu tekad seorang Burhanuddin. Untuk itu, semua tenaga dan pikiran sengaja dicurahkan untuk mengabdi sebagai aparatur pemerintahan. Sehingga, dalam setiap pengabdiannya selalu dijalankan dengan keihklasan dan penuh kehati-hatian.
Misalnya, sempat terjadi peristiwa yang menyesakkan, demi sebuah ambisi dan kepentingan pribadi seseorang, namanya pernah dicatut oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Lantaran sosok yang taat beribadah, dan kental dengan nuansa agamisnya, sehingga seorang Burhanuddin tak mudah terpengaruh. Bahkan, tidak mudah meski kerap dilakukan intervensi.
Belum lama ini misalnya, ada sebuah kejadian yang membuat terperangah sejumlah orang di sekelilingnya. Saat itu Burhanuddin tengah menderita sakit, dan dirawat di salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Barat.
Dalam benak sang camat dan lurah yang notabene sebagai bawahan, dalam kondisi seperti ini, tak ada salahnya jika memberikan sumbangsih kepada sang atasan berupa bantuan bentuk uang.
Dengan nilai angkanya pun relatif, ada yang besar, adapula yang jumlahnya kecil. Bahkan, terbersit bocoran ada semacam kolektif dari bawahannya berupa bantuan uang pengobatan, dari mulai Rp.30 juta hingga Rp.50 juta.
Dengan kondisi sakit seperti itu, sudah barang tentu Burhanuddin memerlukan ongkos perawatan rumah sakit. Siapa sih yang tidak mau menerima bantuan, bisik salah seorang penjenguk.
Tapi, rupanya tidak bagi seorang Burhanuddin, dengan penuh bijak, rupanya dia menolak pemberian bantuan dari bawahannya.
Menyaksikan kejadian yang menggelikan itu, orang-orang disekelilingnya dibuat kecele dan terperangah. Puluhan anak buahnya sedikit malu-malu. Tak ayal, rombongan penjenguk itu akhirnya mohon pamit menuju pulang. (BMB)
Misalnya, sempat terjadi peristiwa yang menyesakkan, demi sebuah ambisi dan kepentingan pribadi seseorang, namanya pernah dicatut oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Lantaran sosok yang taat beribadah, dan kental dengan nuansa agamisnya, sehingga seorang Burhanuddin tak mudah terpengaruh. Bahkan, tidak mudah meski kerap dilakukan intervensi.
Belum lama ini misalnya, ada sebuah kejadian yang membuat terperangah sejumlah orang di sekelilingnya. Saat itu Burhanuddin tengah menderita sakit, dan dirawat di salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Barat.
Dalam benak sang camat dan lurah yang notabene sebagai bawahan, dalam kondisi seperti ini, tak ada salahnya jika memberikan sumbangsih kepada sang atasan berupa bantuan bentuk uang.
Dengan nilai angkanya pun relatif, ada yang besar, adapula yang jumlahnya kecil. Bahkan, terbersit bocoran ada semacam kolektif dari bawahannya berupa bantuan uang pengobatan, dari mulai Rp.30 juta hingga Rp.50 juta.
Dengan kondisi sakit seperti itu, sudah barang tentu Burhanuddin memerlukan ongkos perawatan rumah sakit. Siapa sih yang tidak mau menerima bantuan, bisik salah seorang penjenguk.
Tapi, rupanya tidak bagi seorang Burhanuddin, dengan penuh bijak, rupanya dia menolak pemberian bantuan dari bawahannya.
Menyaksikan kejadian yang menggelikan itu, orang-orang disekelilingnya dibuat kecele dan terperangah. Puluhan anak buahnya sedikit malu-malu. Tak ayal, rombongan penjenguk itu akhirnya mohon pamit menuju pulang. (BMB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar